Spektroskopi Sinar Ultra Violet (UV) dan Sinar Tampak (Visibel)
- Prinsip Dasar
1.1. Spektroskopi Sinar Ultra Violet (UV)
- Rentang Gelombang: Sinar UV mencakup rentang panjang gelombang dari sekitar 200 hingga 400 nm.
- Prinsip: Spektroskopi UV mengukur penyerapan cahaya ultraviolet oleh molekul. Ketika molekul menyerap cahaya UV, elektron dalam molekul tersebut terstimulasi ke tingkat energi yang lebih tinggi, yang dikenal sebagai transisi elektronik.
- Transisi Energi: Transisi ini biasanya melibatkan pita π → π* (pada senyawa dengan ikatan rangkap) atau n → π* (pada senyawa dengan pasangan elektron bebas) dan memberikan informasi tentang struktur dan keberadaan gugus fungsional tertentu.
1.2. Spektroskopi Sinar Tampak (Visibel)
- Rentang Gelombang: Sinar tampak mencakup rentang panjang gelombang dari sekitar 400 hingga 700 nm.
- Prinsip: Spektroskopi tampak mengukur penyerapan cahaya dalam rentang tampak. Molekul menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu, menghasilkan spektrum yang dapat digunakan untuk analisis.
- Transisi Energi: Pada sinar tampak, transisi biasanya melibatkan pita π → π* atau n → π* dalam molekul organik, atau transisi ion logam dalam senyawa anorganik.
- Peralatan dan Metodologi
2.1. Spektrofotometer UV-Vis
- Komponen Utama:
- Sumber Cahaya: Lampu deuterium untuk UV dan lampu tungsten untuk sinar tampak.
- Monokromator: Memisahkan cahaya menjadi panjang gelombang yang berbeda.
- Sel: Tempat sampel yang sering terbuat dari kuarsa untuk UV dan kaca untuk tampak.
- Detektor: Mengukur intensitas cahaya yang dipancarkan melalui sampel, biasanya menggunakan detektor fotomultiplier atau diode array.
- Prosedur:
- Kalibrasi: Kalibrasi peralatan dengan larutan blanko untuk mengatur baseline.
- Persiapan Sampel: Larutkan sampel dalam pelarut yang sesuai dan tempelkan ke dalam sel.
- Pengukuran: Jalankan sampel melalui spektrofotometer dan catat spektrum penyerapan.
- Analisis: Interpretasikan spektrum untuk menentukan konsentrasi atau struktur berdasarkan pita penyerapan.
2.2. Teknik Pengukuran:
- Spektrum Penyerapan: Grafik yang menunjukkan intensitas penyerapan sebagai fungsi dari panjang gelombang.
- Hukum Beer-Lambert: Digunakan untuk menghitung konsentrasi sampel dari penyerapan: A=ε⋅c⋅lA = \varepsilon \cdot c \cdot lA=ε⋅c⋅l
- A = Absorbansi
- ε = Koefisien absorptivitas molar
- c = Konsentrasi
- l = Panjang jalur sel
- Aplikasi
3.1. Identifikasi Senyawa
- Identifikasi Struktur: Menentukan gugus fungsi dan struktur molekul berdasarkan pola penyerapan.
- Kualitatif: Identifikasi senyawa dengan membandingkan spektrum dengan basis data.
3.2. Kuantifikasi
- Kuantitatif: Mengukur konsentrasi senyawa dalam larutan dengan menggunakan Hukum Beer-Lambert.
- Analisis Kadar: Digunakan dalam kontrol kualitas dan analisis produk.
3.3. Studi Interaksi Molekul
- Interaksi Molekul: Memahami interaksi antara senyawa, seperti ikatan kompleks atau interaksi protein-ligand.
3.4. Pemantauan Reaksi Kimia
- Kinetika Reaksi: Mengamati perubahan spektrum selama reaksi untuk mempelajari kinetika dan mekanisme.
- Keuntungan dan Keterbatasan
4.1. Keuntungan
- Cepat dan Non-Destruktif: Proses pengukuran yang cepat dan sampel tidak rusak.
- Sensitif: Dapat mendeteksi konsentrasi rendah dan identifikasi senyawa.
4.2. Keterbatasan
- Sensitivitas terhadap Pelarut: Kualitas pelarut dapat mempengaruhi hasil.
- Interferensi: Penyerapan oleh pelarut atau bahan lain dapat mengganggu hasil.
- Contoh Kasus
5.1. Analisis Obat
- Contoh: Pengukuran kadar obat dalam formulasi farmasi untuk memastikan dosis yang tepat dan kualitas produk.
5.2. Penelitian Kimia
- Contoh: Identifikasi senyawa organik baru dalam penelitian kimia organik dan material.
5.3. Biokimia
Contoh: Studi perubahan konformasi protein atau asam nukleat yang terkait dengan perubahan penyerapan UV-Vis.